Rabu, 25 Mei 2011

barotrauma -mengapa telinga sakit saat naek pesawat-

pernah dong pastinya pada ngrasain telinga tersumbat atau malah kesakitan pas lagi naek pesawat… (pesawat terbang, bukan pesawat telpon!) ato pas lagi jalan jalan ke pegunungan/dataran tinggi..bisa juga pas lagi nyelem di lautan daleemm bangett. sangat sangat gak nyaman bukan. so pasti iya..soalnya saya juga pernah ngalamin hehehe. berhari hari malah. sangat teramat begitu menyiksa.. (lebey). sampe sampe dulu saya begitu trauma kalo mo naek pesawat. bahasa kerennya : pesawatpobhia. hmmm..apa sih kira-kira penyebabnya..trus gimana pula ngecegah or ngobatinnya..

kondisi seperti itu oleh para ahli disebut barotrauma. yaitu suatu kerusakan jaringan akibat perubahan tekanan barometrik. seperti yang telah saya sebutkan diatas., kondisi seperti ini biasa terjadi pada perubahan tekanan udara yang tinggi dan relatif mendadak. seperti saat naek pesawat atau menyelam.sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu memahami tentang hukum boyle ( yuk marii dibongkar lagi catatan IPA SMP..-bagi yang merasa rajin mencatat saja-). hukum Boyle menyatakan bahwa suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan ( secara berurutan) suatu volum gas dalam ruang tertutup. bila gas tersebut terdapat dalam struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi atau kompresi.
hukum Boyle: volume gas berbanding terbalik dengan tekanan
barotrauma dapat terjadi bilamana ruang ruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah) menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya saluran ventilasi normal. barotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah, hal ini terutama karena rumitnya fungsi tuba eustakius. tuba eustakius secara normal selalu tertutup namun dapat terbuka pada gerakan menelan, mengunyah, menguap, dan dengan manuver valsava. pilek, rinitis alergi, serta berbagai variasi anatomis individual, semuanya merupakan predisposisi terhadap disfungsi tuba eustakius. seperti yang telah dijelaskan di atas, tekanan yang meningkat perlu diatasi untuk menyeimbangkan tekanan, sedangkan tekanan yang menurun biasanya dapat diseimbangkan secara pasif.

barotrauma pada telinga tengah dapat terjadi saat menyelam ataupun saat terbang. perubahan tekanan pada kedalaman 17 kaki pertama di bawah air setara dengan perubahan tekanan pada ketinggian 18.000 kaki pertama di atas bumi. dengan demikian, perubahan tekanan lingkungan terjadi leih cepat pada saat menyelam dibandingkan dengan saat terbang.
1 kaki adalah sekitar sepertiga meter (0,3048 m)
gejala gejala barotrauma telinga tengah antara lain rasa penuh, nyeri hingga berkurangnya pendengaran. diagnostik dapat dipastikan dengan serangkaian pemeriksaan sederhana, terutama pemerikasaan dengan otoskop. gendang telinga tampak mengalami injeksi dengan pembentukan bleb atau adanya darah di belakang gendang telinga. kadang kadang membran timpani akan mengalami perforasi. dapat disertai gangguan pendengaran konduktif ringan. pengobatan dapat diberikan dekongestan dan mukolitik, serta menghindari aktivitas menyelam atau terbang sampai tekanan telinga tengah kembali normal. proses penyembuhan kasus kasus berat memerlukan waktu hingga 4-6 minggu, sementara untuk kasus yang ringan rata rata hanya memerlukan waktu 2-3 hari.
barotrauma dapat dicegah dengan menghindari terbang atau menyelam pada waktu pilek dan menggunakan teknik pembersihan yang tepat. jika hal ini terjadi pada saat menyelam, hetikan menyelam atau naiklah beberapa kaki dan mencoba menyeimbangkan tekanan telinga tengah kembali. namun jika hal tersebut terjadi pada saat kita terbang dengan pesawat komersil tentu kita memerlukan teknik pembersihan khusus. teknik/manuver pembersihan dapat dilakukan dengan hati hati beberapa menit sebelum pesawat mendarat. jika pasien harus terbang dalam keadaan pilek, maka sebaiknya menggunakan dekongestan semprot hidung atau oral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar